bukunya menarik untuk dibaca dgn gaya bahasa sastra khas tahun 1900an temany jg tema pada umumny tentang perjodohan. yg menarik dari buku ini adalah buku ini berhasil mematahkan stigma bahwa ketika laki-laki dijodohkan maka laki-laki biasanya akan lebih memilih perjodohan tersebut dan meninggalkan pujaan hatinya. hal ini dibantah oleh tokoh suparta yang lebih memilih pujaan hatinya yg berasal dari keluarga biasa namun begitu murni dan suci hatiny. buku ini juga berkosah tentang perjuangan si tokoh ratna yg walau sudah berusaha setegar dan sekuat mungkin bangkit untuk menjauhi suparta tapi pada akhirny memilih untuk hidup bersama. ratna menggambarkan gambaran perempuan pada umumnya yg hakikatnya bahwa perempuan itu sekuat dan setegar apapun tetaplah ia tulang rusuk bukan tulung punggung yg sewaktu waktu dapat patah dengan mudahnya yg posisinya berada dekat dengan jantung melindungi organ penting disekitarny. semandiri apapun perempuan pada hakikatnya perlu untuk dibimbing, di sayangi dan di cintai. ceritanya happy ending tapi sayang pada saat di bagian ending ceritanya terksesan anyep karna endingny dibuat terburu buru yang seharusny bisa lebih greget lagi jadi tekesan "hah tamat, selesai, gitu doang dsbnya"