Farano Gunawan (Romo Farano)

**|***** Gading Marten sangat masuk ke karakter Naga Bonar (Deddy Mizwar), hingga dimirip-miripkan dengan tokoh fantasy tersebut. Penggunaan CGI di beberapa adegan masih belum halus, sangat terlihat dan terasa dipaksakan. Penokohan dan alur cerita yang agak membingungkan; Naga Bonar, Mariam & Lukman yang berkawan sejak kecil, jadi terlihat si Naga yang lebih tua, hingga Lukman (Rifky Alhabsy) memanggilnya abang. Cukuplah bernostalgia dengan Ray Sahetapi, Donny Damara, Gusti Randa, dan Roy Marten yang betulan jadi ayahnya Naga Bonar. Agak terasa seperti nonton FTV sih.. Angkat topi buat Citra Kirana, Delano Daniel, dan Ence Bagus (Buyung yang berubah jadi Bujang) Cukuplah 2* dari 5*

Bagi bukan penggemar karya Pramoedya Ananta Toer, tak perlu merasa minder bila memang tak mengenal kisah bahkan karakter di film Bumi Manusia. Atau bila hanya sekedar "telah jatuh cinta" pada para pemerannya, sehingga menggiring langkah menonton, mereka bukan sebagaimana yang disangka. Sudah menjadi semacam "trade mark" bila Hanung Bramantyo sangat identik dengan film biopic jadul; bahkan jadi aneh kalau dia membuat film dengan genre yang lain. Sejak ? (tanda tanya) saia telah menyukai karyanya, berlanjut pada film-film setelahnya. Sehingga film Kartini, dan masih menjumpai wajah Reza Rahadyan, bisa dibilang kagum level 7,5 (dari 10). Kini; Bumi Manusia saia mengaguminya pada level 9 (dari 10). Maaf bila tak sempurna, toh kesempurnaan milik Yang Mahakuasa. Minke, Ann, Sourhoff, Njai Buitenzorg, Darsam, Dokter Martinet, Jean Marais; mempesona..