Sejujurnya, menonton film ini dengan pacaranku pada saat itu di mana saya masih dengan dia adalah sebuah pengalaman yang sangat istimewa, bahwa saya tidak akan lupakan untuk selamanya. Tatkala kami berdua menontonnya, saya sudah ternonton dia sebagai seorang pemirsa tanpa pacaran. Jadi saya sudah mengetahui semua seluk-beluk. Saya masih ingat bahwa pacaranku sangat terganggu dan tersinggung tatkala itu "sex scene-nya" terjadi, karena pelaku wanita terkena kecelakaan lalu lintas dan terluka berat sekali. Pelaku lelaki merasa bahwa dia benar-benar mecintainya, namun itu cuma ialah infatuasi dengannya. Cara itu bagaimana direktor merekam scene-nya ialah aneh, karena tanpa suara sebelum mereka memulai sampai habis; dan kenapa mereka akhirnya habis? Bukan karena lelaki itu sampai, bukan, itu telalu mudah; malah, wanita itu meninggal sebagai akibatnya lukanya. Dan melihat reaksi pria itu apabila dia menemukan bahwa dia telah meninggal ialah sahaja sangat terganggu dan aneh. Dari cara dengan dia berteriak-teriak, seperti tidak akan berhenti gitu... saya memikir bahwa film ini ialah direkam bagus, ada itu style-nya "arthouse film" bahwa mayoritas film yang diproduksi di singapura sekarang tidak ada atau tidak bisa mengandung. Tapi film ini pastinya bukan sebuah film yang anak kecil sebaiknya menonton. Mohon para orang tua menjaga bagian ini dengan terliti. Maaf untuk saran yang sepanjang ini