Islia Dewi Y. – Google

Secara alur sebenarnya sudah baik. Walaupun iya, saya setuju bahwa akting dari beberapa aktor dan aktris nya tidak bagus. Penulisan naskahnya kok ya gitu amat ya?? Laki-laki pemeran utama, sudah beristri dan punya anak, tergambar di awal film mereka keluarga yang bahagia, eh pas di departemen store malah kelihatan punya rasa sama wanita lain. Lhah?! Bagian akhir juga, ide macam apa yang bisa mendasari bahwa bunuh diri adalah jalan keluar. Padahal sudah susah-susah cari mobil buat melarikan diri, lha kok di tengah jalan putus asa. Karakter developmen macam apa ini?! Apa lagi yang harus mati itu anaknya lho! Tak pikir karena ada 4 peluru dan 5 survivor dalam mobil yang akan dibiarkan hidup si anak kecilnya, lha kok malah dia sendiri yang bertahan hidup di mobil itu, dan tiba2 ada regu penyelamat. Duh, kayaknya penulisnya diakhir cerita stuck idenya. Bingung gimana mengakhiri filmnya. Ending song nya pas credit sudah muncul juga aneh, lagunya cuma untuk setengah credit, sisanya diisi suara helikopter dan mobil lalu-lalang. Ngganggu banget! Kalau bisa kasih rating minus sih.

sebuah film yang digarap dengan sangat epik. pemilihan aktor, latar tempat, suasana dan karakter benar-benar sangat pas. keberadaan robert deNiro, bradly cooper, jenifer lawrance, dan aktor/aktris lain benar-benar "chef's kiss" (aku benar-benar tidak tahu kiasan dalam bahasa indonesianya). Perkembangan karakternya sangat mulus dan manusiawi. banyak yang bisa dipelajari dari film ini. keberadaan scene ciuman diabgian akhir merupakan bumbu romantis yang pas dan tidak ada yang bisa membuatnya lebih indah lagi. sempurna.