Ya... Apa yang diharapkan dari film pelecehan seksual dengan korban utama perempuan tapi ditulis sama laki-laki, salah satunya pelaku pelecehan seksual lagi.
Daripada jadi film mendukung korban, malah jadi kayak glorifikasi pelaku, seolah-olah pelaku adalah villain yang tak terkalahkan.
Penulis juga bikin karakter Sur jadi anak cewek rebel ga nurut kata orang tua, yg bikin banyak orang malah ngebela ayah Sur dan pelakunya. Orang-orang juga jadi sibuk nyari kesalahan Sur daripada simpati sama dia.
"Siapa suruh mabok.", "Makannya jangan ngelawan ortu."
Bikin muak.